Minggu, 12 Februari 2012

PURA PADHARMAN ARYA KUBONTUBUH ATAU ARYA KUTHAWARINGIN MEMANG BUKAN DI BESAKIH

Memang pernah ada (beredar) beberapa tulisan (publikasi) yang menyebutkan adanya Padharman Arya Kubontubuh di kompleks Pura Besakih. Tetapi penelusuran terhadap kebenaran isi tulisan tersebut menghasilkan kesimulan seperti disajikan dalam uraian berikut.
Menjelang Karya Eka Dasa Rudra di Besakih, telah diterbitkan buku yang berjudul “Menyongsong KARYA EKA DASA RUDRA di PURA BESAKIH”. Buku tersebut disusun oleh I Wayan Surpa dengan kata sambutan tertanggal 3 Pebruari 1979 dari PARISADA HINDU DHARMA PUSAT yang ditandatangani oleh Tjokorda Rai Sudharta selaku Ketua III.
Pada halaman 105 Buku tersebut disajikan Bagan Denah Pura-Pura Padharman di kompleks Pura Besakih beserta keterangan Bagan Denah Pura-Pura tersebut pada halaman 106. Pada butir III dalam keterangan Bagan Denah itu tercantum “Pedarman Kebontubuh”, sedangkan dalam Bagan Denahnya lokasi Pedharman termaksud nampak bersebelahan dengan “Pedarman Sukewati.” Darimana informasi yang mendasari Bagan Denah beserta keterangannya itu diperoleh, dapat disimak dari uraian “PENJELASAN TENTANG PURA-PURA PEDHARMAN” pada halaman 69-70 buku tersebut diatas dimana antara lain terdapat pernyataan seperti kutipan kalimat berikut : “….. uraian tentang Pura-Pura Pedharman tersebut diatas hanya disusun berdasarkan keterangan-keterangan yang diperoleh dari Pemangku-Pemangku di Pura itu, yang mungkin saja belum benar seluruhnya, akan tetapi minimal dapat memberikan petunjuk dasar bagi para penyiwinya dalam menyempurnakan riwayat Pura-Pura Pedharman yang menjadi penyiwiannya, ……………… .” Selanjutnya uraian penjelasan termaksud diakhiri dengan kalimat berikut : “Akhirnya saya memohon maaf bila dalam uraian tentang Pura-Pura Pedharman tersebut diatas terdapat kekeliruan serta mohon untuk diperbaiki dan disempurnakan dikemudian hari.” Dari dua kalimat kutipan diatas dapat diduga bahwa sipenulis masih belum sepenuhnya yakin akan kebenaran dari apa yang telah ditulisnya.
Dalam buku tersebut diuraikan pula bahwa diareal pura tersebut antara lain terdapat Meru Tumpang Lima yang dinyatakan sebagai palinggih Ida Sri Mpu Bujangga dan padharman ini disungsung oleh keluarga dari Banjar Sengguan Klungkung (Wayan Windia, 1980 : 56). Informasi tersebut sudah tentu mengandung kerancuan karena antara nama padharman (Arya Kubontubuh) dan yang disungsung/dinharma (Ida Sri Mpu Bujangga) sama sekali tidak sesuai. Nampaknya informasi yang rancu tersebut terus-menerus dijadikan acuan untuk beberapa publikasi berikutnya tanpa membandingkan dengan sumber informasi dalam kepustakaan lainnya.