Minggu, 28 November 2010

IV.3 TERJEMAHAN DALAM BAHASA INDONESIA DARI TEKS RAJA PURANA PURA DALEM TUGU

Lama-kelamaan waktu telah berlalu, bertakhtalah Sri Gajawahana yang bergelar Sri Ratna Bhumibanten dan Sri Tapolung yang disebut oleh rakyatnya, beliau sangat pandai, bijaksana, berwajah tampan, sangat susila dan dermawan seolah-olah Dewa Asmara menjelma. Beliau tidak pernah lupa melaksanakan dewa yadnya memuja leluhur (pitra yadnya) oleh karenanya sangat tenteramlah bumi Bali waktu itu. Adapun beliau didampingi seorang patih sebagai pemuka Bali yang bernama Ki Pasunggrigis, sangat cekatan dalam pemerintahan, sakti dan berbudi luhur, dan beliau Kebo Iwa, perawakan beliau tinggi besar tidak seperti orang kebanyakan, beliau akhli teknik pembangunan (asta kosala kosali) sangat perwira, tidak dapat dilukai dengan senjata tajam buatan pandai besi. Beliau didukung juga oleh para tanda menteri yang memerintah di semua desa.

Minggu, 21 November 2010

IV.2 TERJEMAHAN DALAM BAHASA INDONESIA DARI TEKS RAJA PURANA PURA DALEM TUGU

Diceritakan lagi pada masa dahulu kala, ada seorang raja dari pulau Jawa datang ke Bali, beliau bernama Sri Dalem Wirakesari Warmadewa. Beliau beristana di lereng Gunung Tolangkir. Istana beliau bernama Kahuripan sangat terkenal perbawanya di Bali dan Pamrajan beliau bernama Salonding sebagai tempat pemujaan, oleh karena itulah beliau juga diberi nama Dalem Salonding. Beliau menjadi raja di Bali sangat disegani, tidak kurang apapun, berbudi luhur, beliau yang menata Sad Kahyangan di Bali seperti Panataran Agung Besakih, Pucak Lempuyang, Huluwatu, Watukaru, Hairjeruk, Panataran Pejeng. Adapun Pura Besakih, sebagai Panataran Agung dikelilingi dengan Pura Gelap, Kiduling Kreteg, Hulun Kulkul, dan Pura Batumadeg. Ada lagi pura tempat pemujaan seluruh umat disebut Pura Dalem Jagat yang juga disebut Pura Dalem Puri sampai sekarang. Sangat banyak bila diceritakan semua.

Minggu, 14 November 2010

IV.1 TERJEMAHAN DALAM BAHASA INDONESIA DARI TEKS RAJA PURANA PURA DALEM TUGU

Om Awighnamãstu.
Sebagai awal sembah sujud hamba kepada Paduka Bhatara junjungan kami, yaitu paduka Sang Hyang Pasupati, Sang Hyang Tripurusa, dan para Bhatara-bhatari semua, paduka sebagai penguasa tiga alam ini, yang telah meresap dalam Ongkara mantram. ONG namasiwaya sembah hamba, semoga diberkahi untuk menceritakan tentang keadaan dahulu kala. Semoga hamba tidak kena kutukan, tidak kena dosa dan tidak kena marah dari para Bhatara yang hamba sembah, semoga berhasil sesuai dengan tujuan, sebagai pengetahuan seluruh keturunan kami, mudah-mudahan menemukan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup. ONG dirgghayur nirwighna suka wreddhi nugrahakam.
Ada diceriterakan dalam lembaran sejarah, dahulu kala konon tentang Pulau Bali ini, bagaikan perahu di tengah lautan, kadang-kadang menyatu, kadang-kadang berpisah dengan Pulau Lombok. Mengapa demikian, karena pada dahulu kala hanya ada empat gunung di empat penjuru yang diciptakan oleh Hyang Pasupati dari puncak Gunung Mahameru yang ditempatkan : di bagian timur Gunung Lempuyang, di bagian selatan Gunung Andakasa, di bagian barat Gunung Watukaru dan di utara Gunung Beratan, hal ini dirasakan sangat ringan oleh Hyang Haribhawana sehingga bumi ini masih goyang. Hal ini kemudian menyebabkan timbul niat Hyang Pasupati untuk memotong Gunung Semeru karena merasa kasihan melihat Pulau Bali dan Lombok. Akhirnya dipotong gunung tersebut, dan dengan segera diturunkan di Pulau Bali dan Lombok. Puncaknya ditempatkan di Bali, sedangkan bagian tengahnya ditempatkan di Lombok. Oleh Bhatara Pasupati diperintahkan si Bhadawangnala sebagai dasar bumi ini. Gunung ini kemudian dikenal dengan nama gunung Tolangkir (Gunung Agung) di Bali dan Gunung Rinjani di pulau Lombok.

Sabtu, 06 November 2010

PENGERTIAN DAN STRUKTUR ISI PURANA PURA

Mendahului penyajian postingan-postingan tentang Raja Purana Pura Dalem Tugu seperti dimaksud pada postingan yang lalu yang berjudul Buku Alih Aksara Dan Terjemahan RAJA PURANA PURA DALEM TUGU, dibawah ini disajikan pengertian dan struktur isi suatu purana pura dengan harapan kiranya dapat digunakan sebagai acuan dalam memahami postingan-postingan termaksud yang kalau tidak ada halangan segera akan menyusul dalam Blog-ku ini.
Arti pokok kata purana menurut kamus Jawa Kuno-Indonesia (oleh Zoetmulder, 1995) adalah cerita kuno. Disamping itu ada juga yang mengartikan kata purana dengan “riwayat tentang suatu pura” karena na artinya riwayat. Raja Purana memiliki pengertian sebagai purana dari suatu pura yang memiliki kedudukan sebagai pusat atau induk, seperti halnya Raja Purana Pura Besakih. Untuk pura-pura lainnya, yang tidak memiliki kedudukan sebagai pusat atau induk, biasanya disebut purana. Disamping dalam konteks pengertian diatas, kata purana juga sudah dipakai sejak zaman dahulu kala di India dalam pengertian bahwa purana merupakan penjabaran dari ithihasa dan ithihasa merupakan penjabaran dari weda (Buku Alih Aksara Dan Terjemahan Raja Purana Pura Dalem Tugu, halaman 58).