Sabtu, 06 November 2010

PENGERTIAN DAN STRUKTUR ISI PURANA PURA

Mendahului penyajian postingan-postingan tentang Raja Purana Pura Dalem Tugu seperti dimaksud pada postingan yang lalu yang berjudul Buku Alih Aksara Dan Terjemahan RAJA PURANA PURA DALEM TUGU, dibawah ini disajikan pengertian dan struktur isi suatu purana pura dengan harapan kiranya dapat digunakan sebagai acuan dalam memahami postingan-postingan termaksud yang kalau tidak ada halangan segera akan menyusul dalam Blog-ku ini.
Arti pokok kata purana menurut kamus Jawa Kuno-Indonesia (oleh Zoetmulder, 1995) adalah cerita kuno. Disamping itu ada juga yang mengartikan kata purana dengan “riwayat tentang suatu pura” karena na artinya riwayat. Raja Purana memiliki pengertian sebagai purana dari suatu pura yang memiliki kedudukan sebagai pusat atau induk, seperti halnya Raja Purana Pura Besakih. Untuk pura-pura lainnya, yang tidak memiliki kedudukan sebagai pusat atau induk, biasanya disebut purana. Disamping dalam konteks pengertian diatas, kata purana juga sudah dipakai sejak zaman dahulu kala di India dalam pengertian bahwa purana merupakan penjabaran dari ithihasa dan ithihasa merupakan penjabaran dari weda (Buku Alih Aksara Dan Terjemahan Raja Purana Pura Dalem Tugu, halaman 58).

Dalam kasus “Purana Pura Hulun Danu Batur Pradesa Songan Kintamani Bangli” terdapat uraian tentang Sejarah Singkat Pura, Struktur dan Bentuk Palinggih, Tatanan Upacara termasuk Bebantenan serta Bhisama yang dikemas serta luluh menyatu dalam uraian unsur-unsur seperti dimaksud diatas (Buku Alih Aksara Dan Terjemahan Raja Purana Pura Dalem Tugu, halaman 59-60).
Selanjutnya dalam suatu makalah (penulisnya menyebut: tulisan ringan) yang berjudul “Strategi Penelusuran Dan Rekonstruksi Purana Pura” yang ditulis oleh I Gusti Ngurah Tara Wiguna, Fakultas Sastra UNUD, bertahun 2006, yang disajikan dalam forum Pembinaan Kader Penyusunan Purana Pura Tingkat Kabupaten/Kota se-Bali di Dinas Kebudayaan Provinsi Bali pada tahun 2006, pada halam 9-12 antara lain diuraian tentang Struktur Isi Purana Pura seperti kutipan dibawah ini.
“……… purana pura merupakan karya sastra yang berbentuk prosa, dirangkum dari berbagai sumber sastra kuna seperti : prasasti-prasasti yang dikeluarkan oleh raja-raja Bali dahulu, babad, pamancangah, purana dan sumber sastra lainnya. Secara keseluruhan isi purana terdiri atas tiga bagian yaitu a.manggala, b.isi dan c.penutup.
a.Bagian manggala adalah bagian pembukaan atau protokol yang berisi tentang pujian-pujian terhadap Tuhan dan manifestasiNya, karena berkat kemahakuasaanNyalah dunia dengan segala isinya diciptakan, dipelihara kelangsungan hidupnya dan suatu saat akan dikembalikan keasalnya dan juga Beliau merupakan sumber dari segala sumber sastra dan pengetahuan. Selain itu pada bagian ini juga dimuat permohonan maaf kepada Beliau dan para leluhur karena kita (dalam hal ini penulisnya) sebagai manusia yang serba kekurangan, berani menceriterakan keberadaan Beliau dan para leluhur yang telah mencapai kesempurnaan dan telah menyatu denganNya.
b.Bagian isi, pada baian ini memuat tentang :
  • Latar belakang sejarah pendirian pura. Pada bagian ini berisi tentang latar sejarah pendirian pura (relative/absolute) dan tokoh pendiri serta pemelihara/penyelenggara kelanjutannya;
  • Manifestasi Tuhan dan/atau tokoh-tokoh yang dipuja;
  • Status dan juga dikaitkan dengan fungsi pura;
  • Struktur pura, pada bagian ini berisi uraian tentang wujud fisik dari pada pura mulai dari penataan halaman (mandala) sampai dengan tataletak palinggih-palinggih dan bangunan yang ada pada setiap halaman. Termasuk juga yang ada di sekitarnya dan yang terkait dengan pura tersebut (pura prasanak).
  • Tata cara upacara dan upakaranya serta perilaku kegamaan selama upacara berlangsung. Pada bagian ini berisi tentang : jenis upacara, waktu upacara berlangsung dan rangkaian upacara mulai dari persiapan sampai akhir proses upacara. Selanjutnya pada bagian ini juga memuat tentang jenis-jenis upakara yang dipersembahkan sesuai dengan jenis upacaranya dan tempat masing-masing upakara termasuk juga pelaksana (sang pamuput) upacaranya.
  • Perihal Penganceng, Pengempon, Pengemong dan Penyungsung serta kewajibannya masing-masing.
c.Penutup, pada bagian ini merupakan pakeling yaitu penegasan kembali dari hal-hal penting yang telah tertuang dalam purana dan harus diingat sampai dikemudian hari. Juga berisi tentang tradisi-tradisi yang dilarang dan dibolehkan yang telah dipercayai/ditaati secara turun-temurun.”
Demikianlah yang dapat disajikan dalam postingan kali ini, semoga ada manfaatnya. Sampai ketemu pada postingan berikut, menurut rencana akan disajikan bagian “Manggala” dari Raja Purana Pura Dalem Tugu. Terima kasih atas kunjungan anda di Blog-ku ini, komentar dan saran anda diharapkan !
Technorati Tags:
Denpasar, 6 Nopember 2010
           Penulis,


I Made Pageh Suardhana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar